Sabtu, 14 Januari 2012

‘Kecaruk’





Banyuwangi adalah sebuah kabupaten yang terletak di ujung paling Timur dari Propinsi Jawa Timur. Kabupaten ini dihuni oleh berbagai macam suku, diantaranya yang paling menonjol adalah Jawa, Madura, Bali, dan Osing (sebagai suku alsi). Kondisi demikian ini membuat Kabupaten ini memiliki sejumlah kesenian yang cukup unik, apalagi masyarakat Banyuwangi pada umumnya berlatar belakang budaya agraris. Hampir seluruh budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka sejak zaman dulu hingga sekarang masih relatif dijaga kelestariannya.
Pada hari minggu tanggal 8 Januari 2012 kurang lebih pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 14.00 wib, ISI Surakarta menyelenggarakan hajatan ujian karya akhir mahasiswa S-2 program Penyajian. Tempat penyelenggaraan ujian terletak di salah satu desa yang berada di Kecamatan Kali Baru Kabupaten Banyuwangi. Karya yang diujikan pada saat itu diberi judul ‘Kecaruk’ yang menurut penatanya berarti bersatu atau bersama. Karya seni pertunjukan ini ditata oleh seorang staf pengajar Sekolah Tinggi Kesenian Wiwatikta Surabaya yang memiliki nama panggilan  Wawan. Bila dilihat dari latar belakang penatanya, berasal dari daerah setempat.
Seni pertunjukan yang disajikan pada saat itu, memiliki hubungan yang sangat erat dengan budaya setempat. Wawan (nama akrab penatanya), ingin mengangkat serta mengembangkan budaya khitanan yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat. Menyajikan upacara khitanan dengan segala kelengkapannya dari kegiatan ritual sampai dengan hiburan. Selain itu dalam konsep berkeseniannya Wawan ingin mencoba mengangkat budaya caruk dalam pertunjukan yang sempat berjaya pada tahun-tahun sebelumnya. Budaya caruk dalam seni pertunjukan Banyuwangi adalah budaya melakukan pementasan bersama (beradu) kepiawaian atau ketrampilan dalam mempertujukan atraksi keseniaannya. Dalam Garapan ‘Kecaruk’ ini tampaknya penata ingin membuat sebuah bentuk garapan kolaborasi dari seni pertunjukan yang berkembang di Banyuwangi, diantaranya kesenian Barong, Gandrung, Janger, dan Kuntulan. Kesenian-kesenian terebut sangat mendominasi bentuk garapan ‘Kecaruk’.